Karya Seni yang Dibuat dari Perbaotan Disekitar Kita

Karya Seni yang Dibuat dari Perbaotan Disekitar Kita


Animasi kartun memang menjadi kegemaran anak-anak. Alih-alih mengenalkan keahliannya kepada anak-anak, Gilbert Legrand membuat lukisan kartun pada objek yang sehari-hari ia lihat dalam kehidupan.

Karya ini pun kemudian benar adanya menarik minat banyak orang untuk bergabung bersamanya. Berikut ini karya-karya Gilbert Legrand yang terinspirasi menggunakan media unik untuk jadi bahan seni pahat dan lukisnya. Lihat deh!


1. Gergaji kecil




2. Pengukur panjang




3. Sikat dan cangkul mini




4. Kampak yang unyu




5. Pisau yang kokoh




6. Reuni gergaji




7. Sendok pun jadi inspirasi




8. Semprotan air




9. Pelubang botol





10. Sikat kamar mandi






11. Kran yang unik




12. Obeng yang melirik




13. Corong bekas otak pemikir




14. Siulan manis dari celengan




15. Guntung dan raket tenis meja




16. Penggaris jangkar




17. Goyangan kawat




18. Mobil pensil




Sumber

Bandara Yang Diubah Menjadi Tempat Parkir Mobil Korban Bencana

Bandara Yang Diubah Menjadi Tempat Parkir Mobil Korban Bencana

Banjir di Jakarta membuat banyak kendaraan terutama mobil menjadi rusak karena terendam air. Sehingga bisnis yang paling ramai saat ini di jakarta adalah bisnis perbaikan mobil/bengkel. Sebaliknya, bisnis yang paling menderita di jakarta saat ini adalah bisnis asuransi mobil. Nah, di Amerika yang beberapa bulan lalu dilanda badai Sandy, juga mengakibatkan banyak mobil rusak dan tak dapat dipakai lagi. Sedemikian banyaknya, hingga memenuhi dua landasan pacu pesawat terbang ...




Puluhan ribu kendaraan yang rusak akibat Superstorm Sandy sedang disimpan sementara di landasan pacu dan taxiway di Calverton Executive Airpark di Calverton, New York. Kendaraan-kendaraan tersebut diperbaiki, disimpan dan akan dilelang oleh Insurance Auto Auctions (IAA), sebuah perusahaan asuransi yang melelang kendaraan-kendaraan yang mengalami total-loss. Perusahaan membuat kesepakatan dengan Kota Riverhead untuk menyewa tanah bandara dan kemudian kendaraan-kendaraan tersebut akan dilelang secara online.



Mobil-mobil yang rusak karena terkena Badai Sandy memenuhi lebih dari dua landasan pacu yang membentang sepanjang 2 dan 3 kilometer. Area pertama yag disewa oleh IAA mencakup 54 acre (22 hektar) tetapi kemudian IAA mengontrak lebih luas. IAA diperbolehkan menyewa landasan pacu bandara karena bandara beroperasi hanya di musim panas. Landasan pacu mulai beroperasi pada akhir November, namun harus sudah bersih dari kendaraan di bulan April ketika landasan pacu dibuka untuk bisnis.



IAA menjual kendaraan dengan harga murah, seperti $ 2025 untuk kendaraan Jeep Grand Cherokee 2012 yang dulunya bagus. Lelang berlangsung di kota Long Island, Medford, dan pembeli biasanya diberi kesempatan tiga sampai lima hari untuk mengeluarkan kendaraan yang mereka beli dari landasan pacu bandara.



Superstorm Sandy adalah salah satu badai terburuk yang pernah menyerang wilayah pantai timur AS selama beberapa hari pada akhir Oktober 2012, menewaskan lebih dari 110 orang, membanjiri sistem kereta bawah tanah New York City dan memadamkan listrik untuk ratusan ribu orang. Perusahaan asuransi membayar lebih dari $ 25 milyar sebagai kompensasi.












Galaksi Sekarat

Galaksi Sekarat

Semakin jauh kita melihat ke dalam ruang (angkasa), semakin dekat kita dengan awal waktu. Para astronom menggunakan fakta ini untuk mempelajari evolusi alam semesta dengan melihat galaksi-galaksi terdekat dan galaksi-galaksi yang lebih jauh dan membandingkan fitur mereka. Hubble sangat cocok untuk jenis pekerjaan karena resolusi yang sangat tinggi dan posisinya di atas efek kabur atmosfer bumi. Hal ini telah memungkinkan kita untuk mendeteksi banyak galaksi paling jauh yang dikenal, serta membuat gambar detil dari objek yang jauh.

Membandingkan galaksi-galaksi di masa lalu dengan galaksi-galaksi di sekitar kita saat ini, para astronom telah memperhatikan bahwa galaksi terdekat jauh lebih tenang dan lebih kalem daripada saudara-saudara mereka yang jauh, atau dengan kata lain adalah galaksi-galaksi yang lebih muda. Galaksi terdekat (meskipun bimasakti tidak demikian) umumnya elips dan besar dengan sedikit atau tidak ada pembentukan bintang yang sedang terjadi, dan bintang-bintang mereka cenderung tua dan berwarna merah. Galaksi ini, dalam bahasa para astronom, adalah "Red and Dead" (merah dan mati).

Sedangkan untuk galaksi-galaksi jauh, biasanya menunjukkan kelahiran bintang yang lebih banyak.

Alasan untuk ini adalah karena selama hidupnya galaksi-galaksi sering saling bertabrakan dan merger (bergabung), dan peristiwa ini mengganggu awan gas yang ada dalam diri mereka. Merger biasanya akan menjadi pemicu untuk pembentukan bintang-bintang yang intens, yang menghabiskankan pasokan awan gas, dan pembentukan bintang tidak terjadi lagi sesudahnya. Galaksi elips hasil merger kemudian merayap ke usia tua, semakin memerah seiring bintang-bintang yang ada padanya semakin tua. Hal ini diharapkan dapat terjadi pada Bima Sakti ketika menyatu dengan Galaxy Andromeda, sekitar empat miliar tahun dari sekarang.

Galaksi dalam gambar dibawah ini, dikatalogkan sebagai 2MASX J09442693+0429569, menunjukkan fase peralihan dalam proses ini. Dari galaksi yang memiliki banyak proses pembentukan bintang menjadi galaksi masif yang merah dan mati.



Galaksi 2MASX J09442693+0429569

Galaksi ini memiliki fitur seperti ekor yang membentang keluar, khas dari sebuah galaksi yang baru saja mengalami merger. Mempelajari sifat-sifat cahaya dari galaksi ini, para astronom tidak melihat ada tanda-tanda pembentukan bintang yang sedang berlangsung, dengan kata lain, merger memicu suatu peristiwa yang telah menggunakan semua gas. Namun, pengamatan menunjukkan bahwa pembentukan bintang yang kuat pernah terjadi di masa lalu dan telah berhenti hanya dalam satu miliar tahun terakhir. Karena itu gambar ini menunjukkan sebuah momen berhentinya pembentukan bintang-bintang dalam sebuah galaksi untuk selamanya. sumber

Semangat Berangkat Sekolah Anak-anak di Dunia

Semangat Berangkat Sekolah Anak-anak di Dunia

Bagi kebanyakan orangtua dan anak-anak, menyeberang jalan atau mengejar angkutan umum dan bus sekolah mungkin adalah bagian yang paling berisiko dari aktivitas 'berangkat sekolah'. Tapi lihatlah betapa berat perjuangan anak-anak sekolah dibawah ini untuk mencapai sekolahannya, yang mudah-mudahan akan mengetuk hati kita semua ...




Desa Genguan, China

Dari desa Genguan, Cina, setiap hari, anak-anak berjalan di sepanjang jalan yang berbahaya di sisi tebing, karena inilah satu-satunya cara tercepat ke sekolah mereka di Bijie,Provinsi Guizhou barat daya China. Banpo Elementary School terletak setengah jalan menuju gunung dan jalan tersebut melalui tebing-tebing berbahaya dan terowongan yang digali. Kerikil-kerikil tajam berserakan sepanjang jalan setapak yang lebarnya kurang dari 0,5 meter, yang berarti anak-anak harus berjalan satu per satu dan tidak dapat berdampingan.



Jalan setapak ini dibuat 40 tahun yang lalu sebagai saluran irigasi dan meskipun ada rute lain yang lebih aman, namun dengan memilih melalui jalan ini berarti anak-anak hanya memerlukan waktu dua jam untuk berjalan ke sekolah. Satu-satunya jaminan bagi para orang tua mereka adalah bahwa Kepala Sekolah Xu Liangfan turut menyertai 49 orang anak ke sekolah.



Kisah nyata diatas mungkin terdengar luar biasa bagi sebagian orang, tetapi bagi sebagian lagi, kisah diatas masih belum ada apa-apanya dibandingkan perjuangan mereka untuk sampai ke sekolah. Anda akan terkejut dengan kerasnya kemauan beberapa anak untuk pergi bersekolah.




Kampung Batu Busuk Sumatera Barat, Indonesia

Di Sumatera, Indonesia, ada murid-murid berkemauan keras dari kampung Batu Busuk berjalan menuju sekolah mereka. Setiap hari, sekitar 20 siswa dari desa tersebut harus berjalan sejauh tujuh mil atau sekitar 11,2 kilometer ke dari kampung ke sekolah mereka di Kota Padang. Alih-alih malas dan bolos, mereka rajin menapaki jalan menuju sekolah termasuk harus melewati hutan. Mereka pun harus melewati jembatan yang rusak parah akibat hujan deras.



Yang tersisa dari jembatan tersebut hanya untaian-untaian kabel. Para siswa sekolah dasar dan menengah pertama tersebut harus berusaha menjaga keseimbangan saat melalui kabel-kabel yang terbentang di atas sungai. Tak hati-hati, para siswa ini bisa terluka, tenggelam dalam arus sungai, atau bahkan nyawa melayang karena jarak kabel pijakan mereka dengan sungai tersebut cukup tinggi, 30 kaki atau sekitar 9 meter.





Desa Sanghiang Tanjung, Lebak Banten, Indonesia

Di desa lain di Indonesia, yaitu desa Sanghiang Tanjung, Lebak Banten, anak-anak yang tinggal di salah satu sisi dari Sungai Ciberang harus menyeberangi sebuah jembatan gantung yang sudah rusak untuk mencapai sisi lain di mana sekolah mereka berada. Salah sedikit saja, mereka bisa terpeleset dan tercebur ke sungai Ciberang yang berarus deras dan dalam. Sungai ini kerap digunakan wisatawan untuk olahraga arung jeram.



Kabar Buruknya: Perjuangan siswa-siswa sekolah di kampung ini kemudian dibidik fotografer Reuters dan dimuat media Inggris, Daily Mail. Situs ini menuliskan betapa beratnya perjalanan para pelajar Indonesia menuju ke sekolah. Harian ini bahkan menyamakan aksi mereka dengan adegan berbahaya di film Indiana Jones.



Kabar baiknya: Perusahaan baja terbesar di Indonesia, PT Krakatau Steel dan beberapa LSM membangun jembatan baru untuk menggantikan jembatan yang rusak karena banjir bulan Januari 2012.

Desa Suro-Plempungan, Boyolali, Indonesia





Di lain desa di Indonesia, anak-anak sekolah dasar yang tinggal di Desa Suro, Boyolali, dan Desa Plempungan, Karanganyar, Jawa Tengah, lebih memilih melewati saluran air yang menghubungkan dua desa tersebut, dalam perjalanan mereka ke sekolah sebagai cara pintas, meskipun jalan air itu tidak dibuat untuk dilintasi manusia. Meskipun berbahaya, anak-anak mengatakan lebih suka melewati saluran air ini daripada harus menempuh jarak lebih dari enam kilometer.





Sebuah Desa terpencil di Rizal, Filipina





Di Filipina, siswa-siswa SD harus menggunakan ban bekas untuk menyeberangi sungai dalam perjalanan mereka ke sekolah di sebuah desa terpencil di provinsi Rizal, di timur ibukota Manila. Para siswa harus berjalan selama setidaknya satu jam saat berangkat dan dan pulang sekolah. Kadang-kadang mereka terpaksa tidak bisa mengikuti pelajaran atau terpaksa berlindung di rumah-rumah kerabat jika sungai dalam keadaan banjir karena hujan lebat. Masyarakat telah mengajukan petisi kepada pemerintah setempat untuk membangun jembatan gantung agar melintasi sungai ini dapat dilakukan dengan lebih mudah, lebih cepat dan lebih aman.





Trong Hoa, Vietnam

Anak-anak Filipina diatas setidaknya memiliki ban bekas. Namun siswa-siswa di Vietnam tidak seberuntung itu. Puluhan murid dari kelas 1 sampai kelas 5 berenang dua kali sehari menyeberangi sungai untuk sampai ke sekolah mereka di komune Trong Hoa, distrik Minh Hoa. Untuk menjaga pakaian dan buku-buku mereka agar tidak basah, para siswa menempatkannya dalam kantong plastik besar yang tertutup rapat saat berenang dengan hampir telanjang melintasi sungai. Tas plastik ini juga digunakan untuk menjaga mereka agar mengapung sambil berenang ke seberang sungai. Setelah mencapai sisi lain dari sungai, mereka mengeluarkan pakaian mereka dari tas dan memakainya kembali. Sungai ini lebarnya 15 meter dan berkedalaman 20 meter.





Nepal

Jembatan Gondola sangat umum di negara pegunungan Nepal. Anak-anak menggunakan jembatan buatan yang dibuat dengan papan, tali improvisasi dan kerekan, tanpa pengaman sama sekali. Selama beberapa dekade, kurangnya keamanan jembatan seperti ini telah menyebabkan banyak kecelakaan. Untungnya, beberapa LSM saat ini terus membangun jembatan-jembatan yang lebih aman untuk mengurangi kecelakaan.





Sebuah Desa di Colombia

Di Columbia, anak-anak dari beberapa keluarga yang tinggal di hutan hujan, 40 km sebelah tenggara dari ibukota Columbia, Bogota, berjalan melalui kabel baja yang menghubungkan satu sisi lembah ke sisi yang lain. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai sekolah. Kabel baja sepanjang 800 meter digantung setinggi 400 meter di atas Rio(sungai) Negro yang mengaum dibawah.



Fotografer Christoph Otto mengambil gambar luar biasa saat Daisy Mora dan adiknya, Jamid, meluncur dengan kecepatan sangat tinggi yaitu sekitar 50 mil per jam. Tangan kiri Daisy Mora berpegangan pada karung (yang tergantung pada kerekan) yang berisi adiknya, yang berusia lima tahun, dan tangan kanannya memegang sebuah cabang yang berfungsi sebagai rem. Seluruh perjalanan memakan waktu 60 detik.





Uighur, Xinjiang, China





Kembali di Cina, sekitar 80 anak-anak sekolah yang tinggal di boarding school di Pili, harus memulai perjalanan sejauh 125 mil yang berbahaya melalui pegunungan di Daerah Otonomi Uighur, Xinjiang, yang terpencil, di akhir masa belajar mereka. Anak-anak juga harus menyeberang melalui empat sungai beku, menyeberangi jembatan rantai setinggi 650ft dan empat jembatan papan-tunggal. Perjalanan ini memakan waktu dua hari.





Daerah Konflik Yerusalem

Akhirnya, di sini adalah satu gambar mencolok ditangkap oleh fotografer Reuter Ammar Awad tahun 2010. Selama bentrokan antara pasukan Israel dan warga Palestina di kamp pengungsi Shuafat, dekat Yerusalem, seorang gadis terlihat tenang berjalan menuju sekolahnya tidak peduli dengan kekerasan di sekitarnya. Jalan ini penuh dengan batu-batu dilemparkan oleh demonstran ke arah pasukan Israel yang bersenjata lengkap seperti yang dapat dilihat di belakang gadis dengan perisai pelindung mereka.

Batu Naga Gunung Tilu Jawa Barat

Batu Naga Gunung Tilu Jawa Barat

Sepasang Batu Naga Gunung Tilu

Situs batu bergambar naga yang berada diuncak Gunung Tilu, Kuningan, Jawa barat memang masih misterius. Para Arkeolog masih terus menyelidiki apa fungsi benda-benda bergambar itu di puncak gunung?




Situs ini kemungkinan digunakan oleh kalangan pertapa atau resi untuk mengasingkan diri dari kehidupan duniawi dan mendekatkan diri kepada Yang Kuasa.

Tim arkeologi masih melakukan eskavasi keberadaan 2 batu setinggi 160 Cm yang berdiri tegak. Batu yang terpisah dengan jarak 1,5 meter itu masing-masing berhias gambar. Batu itu sudah terpahat rapi, diperkirakan dari zaman prasejarah.

Di sekitar lokasi juga banyak batu berserakan yang terlihat rapi. Kemungkinan, batu di era prasejarah itu dimanfaatkan oleh masyarakat di zaman sesudahnya.


Dua naga terlihat jelas pada batu setinggi 160 cm tersebut. Naga yang pertama terlihat jelas kepala dan badannya. Naga yang kedua dapat dikatakan lengkap, yakni ada kepala yang berjambul atau bermahkota, badan, dan ekor
Naga yang kedua digambarkan berada di samping seseorang berkepala botak. Orang tersebut memegang ekor naga dan tangan lainnya memegang senjata. Senjata ini kemungkinan adalah kudi atau kudhi, yakni senjata khas Banyumas.

Jadi ada batu tegak bentuknya bukan bulat, tapi bersisi tiga. Sisi pertama ada gambar naga. Mungkin ini terkait legenda Ambu Naga Rinting. Sisi kedua ada orang botak memegang senjata. Sisi ketiga ada gambar punakawan. Gambar punakawan mungkin menggambarkan tokoh Semar dan Bagong atau Bawor.

Tim arkeolog masih mencari tahu apa kaitan antara senjata tersebut dengan Kuningan atau budaya Jawa Barat. Batu berelief tersebut berada di puncak Gunung Pojok Tilu, di mana gunung ini merupakan perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Yang menarik, meski terletak di Jawa Barat, namun beberapa pahatan menunjukkan budaya yang kini kita sebut sebagai budaya Banyumasan.


Budaya Banyumasan antara lain mencakup yang kini menjadi Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah. Situs ini memang terletak di puncak gunung di Kabupaten Kuningan yang berbatasan langsung dengan Brebes dan Cilacap.

Tampaknya, batu purbakala di Kuningan berisi relief cerita yang menggambarkan perpaduan budaya Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Pada masa lalu, batas administratif yang diterapkan saat ini belum dikenal. Selain itu, senjata kudi atau kudhi sering disebut-sebut sebagai cikal bakal bentuk kujang yang kini menjadi senjata khas Jawa Barat.

Selain pahatan naga, terdapat pahatan-pahatan lain pada batu tersebut. Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) dan Pemerintah Kabupaten Kuningan terus melakukan penelitian sepanjang bulan Maret 2013.

Situs ini dikenal masyarakat lewat cerita dari mulut ke mulut. Di masa kini menjadi tempat mencari berkah dan pesugihan. Kampung terdekat berada 3 jam dari lokasi. Di tempat batu naga itu tak ada juru kunci.

Kemungkinan situs ini pada masa lalu dipergunakan baik oleh masyarakat Jawa Barat maupun Jawa Tengah.


Legenda Ambu Naga Runting
Masyarakat Kuningan mengenal legenda Ambu Naga Runting. Legenda ini tidak terlalu jelas lengkapnya. Namun disebutkan bahwa ada seekor naga yang sangat luar biasa. Kepalanya berada di Gunung Ciremai atau Ceremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.



Gunung Tilu
Nah, saking besarnya naga itu, ekornya pun berada sampai ke pegunungan di sebelah selatan Gunung Ciremai. Namun masyarakat tidak tahu gunung mana yang dimaksud. Namun, mungkin saja ekor Naga terletak di Gunung Pojok Tilu tempat batu tulis bergambar naga ditemukan.

Legenda itu hanya terdengar dari mulut ke mulut dan diturunkan dari generasi terdahulu. Tapi, dalam arkeologi, legenda itu menjadi salah satu bahan penelitian. Bisa saja, batu bergambar naga itu dibuat sang pemahat diilhami kisah naga runting tersebut.

Untuk sementara diperkirakan batu tegak itu sudah didirikan oleh masyarakat sejak masa prasejarah, pahatannya cukup rapi, sehingga diperkirakan batunya didirikan sejak masa prasejarah, namun pahatannya dilakukan pada masa kemudian. Kemungkinan pahatan (gambar naga) dilakukan pada akhir masa Sunda Kuno sekitar abad ke 14-15 Masehi. sumur

More

Whats Hot