Misi Ganda Campuran Indonesia di Denmark Terbuka
Jakarta - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akan memulai lanjutan perburuan poin Olimpiade 2016 di Denmark Terbuka Super Series Premier. Sang pelatih, Richard Mainaky, meminta keduanya minimal mampu mencapai final.
Tontowi/Liliyana mempunyai musuh bebuyutan yang belakangan sulit untuk dikalahkan. Mereka Zhang Nan/Zhao Yunlei dari China.
Sebanyak tujuh laga terakhir, Tontowi/Liliyana tak pernah menang. Ganda campuran terbaik tanah air itupun hanya bisa lima kali menang dalam 17 pertemuan selama ini.
Ujian paling dekat akan kembali dilakoni Tontowi/Liliyana mulai besok (14/10/2015). Keduanya akan tampil di Denmark Terbuka Super Series.
Richard menargetkan agar Tontowi/liliyana minimal mencapai babak final. Itu demi mengamankan minimal posisi kedua dunia untuk tampil di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
"Tontowi/Liliyana tidak boleh kalah oleh siapapun di Denmark demi menatap Olimpiade. Kalau masih bisa kalah oleh Zhang Nan/Zhao Yunlei masih permisif karena setidaknya mereka sudah bisa mencapai final. Saat ini memang Zhang Nan/Yunlei yang terbaik di dunia," kata Richard yang dihubungi detikSport, Rabu (13/10/2015).
"Dengan level yang dimiliki Tontowi/Liliyana memang mereka seharusnya menjadi juara di turnamen super series. Tapi, saya tetap minta PBSI agar tidak terlalu membebani mereka. Saya tanyakan fokusnya sekarang atau Olimpiade. Saya minta Liliyana dilindungi, dijaga sampai Olimpiade. Bagaimanapun dia motor pasangan ini," kata Richard.
Tontowi/Liliyana akan berjumpa dengan pasangan nonunggulan asal Denmark, Niclas Nohr/Sara Thygesen, di babak pertama. Di atas kertas Tontowi/Liliyana tak akan sulit untuk meraih kemenangan.
Jika skenario berjalan sesuai rencana, Tontowi/Liliyana akan berjumpa sesama ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto di babak semifinal.
Misi itu bisa terpenuhi asalkan Praveen/Debby bisa mengalahkan pasangan-pasangan unggulan di babak sebelumnya. Di babak pertama, semestinya Praveen/Debby tak kesulitan. Mereka ditunggu pasangan Rusia, Vitalij Durkin/Nina Vislova.
Tapi di babak kedua, mereka sudah harus berjumpa dengan unggulan keenam asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.
"Target saya, Praveen dan Debby harus bisa mengalahkan pasangan suami istri itu dulu. Kalau bisa menang atas ganda Inggris itu baru bicara lawan-lawan selanjutnya. Tapi, jangan sampai mereka melupakan lawan di babak pertama," tutur Richard.
Jika lolos ke babak perempatfinal, Praveen/Debby berpeluang besar untuk berjumpa dengan pasangan China, Liu Cheng/Bao Yixin, yang jadi unggulan keempat. Ujian yang tak kalah sulitnya bagi Praveen dan Debby.
Bagaimana dengan peluang Riky Widianto/Richi Dili Puspita? Pasangan nomor sembilan dunia itu langsung berhadapan dengan unggulan pertama, Zhang Nan/Yunlei. Mereka bakal tampil dengan beban yang cukup berat karena PBSI sudah mengancam bakal memisahkan keduanya jika tak membuat kejutan di Denmark Terbuka.
Riky/Richi dinilai tak mempunyai masa depan setelah berpasangan tiga tahun lamanya. Penampilan di Denmark tak bsia dihindari karena sesuai regulasi, mereka yang ada di urutan 10 besar wajib tampil jika tak ingin membayar denda senilai USD 5.000.
"Tidak ada perkembangan berarti selama mereka berpasangan tiga tahun ini. D level SEA Games saja mereka tak mampu bicara banyak, padahal semua tahu pertarungan sesungguhnya pemain bulutangkis ada di Olimpaide. Mau tidak mau mereka harus dipisah," ucap Richard. (dtk)
Tontowi/Liliyana mempunyai musuh bebuyutan yang belakangan sulit untuk dikalahkan. Mereka Zhang Nan/Zhao Yunlei dari China.
Sebanyak tujuh laga terakhir, Tontowi/Liliyana tak pernah menang. Ganda campuran terbaik tanah air itupun hanya bisa lima kali menang dalam 17 pertemuan selama ini.
Ujian paling dekat akan kembali dilakoni Tontowi/Liliyana mulai besok (14/10/2015). Keduanya akan tampil di Denmark Terbuka Super Series.
Richard menargetkan agar Tontowi/liliyana minimal mencapai babak final. Itu demi mengamankan minimal posisi kedua dunia untuk tampil di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
"Tontowi/Liliyana tidak boleh kalah oleh siapapun di Denmark demi menatap Olimpiade. Kalau masih bisa kalah oleh Zhang Nan/Zhao Yunlei masih permisif karena setidaknya mereka sudah bisa mencapai final. Saat ini memang Zhang Nan/Yunlei yang terbaik di dunia," kata Richard yang dihubungi detikSport, Rabu (13/10/2015).
"Dengan level yang dimiliki Tontowi/Liliyana memang mereka seharusnya menjadi juara di turnamen super series. Tapi, saya tetap minta PBSI agar tidak terlalu membebani mereka. Saya tanyakan fokusnya sekarang atau Olimpiade. Saya minta Liliyana dilindungi, dijaga sampai Olimpiade. Bagaimanapun dia motor pasangan ini," kata Richard.
Tontowi/Liliyana akan berjumpa dengan pasangan nonunggulan asal Denmark, Niclas Nohr/Sara Thygesen, di babak pertama. Di atas kertas Tontowi/Liliyana tak akan sulit untuk meraih kemenangan.
Jika skenario berjalan sesuai rencana, Tontowi/Liliyana akan berjumpa sesama ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto di babak semifinal.
Misi itu bisa terpenuhi asalkan Praveen/Debby bisa mengalahkan pasangan-pasangan unggulan di babak sebelumnya. Di babak pertama, semestinya Praveen/Debby tak kesulitan. Mereka ditunggu pasangan Rusia, Vitalij Durkin/Nina Vislova.
Tapi di babak kedua, mereka sudah harus berjumpa dengan unggulan keenam asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.
"Target saya, Praveen dan Debby harus bisa mengalahkan pasangan suami istri itu dulu. Kalau bisa menang atas ganda Inggris itu baru bicara lawan-lawan selanjutnya. Tapi, jangan sampai mereka melupakan lawan di babak pertama," tutur Richard.
Jika lolos ke babak perempatfinal, Praveen/Debby berpeluang besar untuk berjumpa dengan pasangan China, Liu Cheng/Bao Yixin, yang jadi unggulan keempat. Ujian yang tak kalah sulitnya bagi Praveen dan Debby.
Bagaimana dengan peluang Riky Widianto/Richi Dili Puspita? Pasangan nomor sembilan dunia itu langsung berhadapan dengan unggulan pertama, Zhang Nan/Yunlei. Mereka bakal tampil dengan beban yang cukup berat karena PBSI sudah mengancam bakal memisahkan keduanya jika tak membuat kejutan di Denmark Terbuka.
Riky/Richi dinilai tak mempunyai masa depan setelah berpasangan tiga tahun lamanya. Penampilan di Denmark tak bsia dihindari karena sesuai regulasi, mereka yang ada di urutan 10 besar wajib tampil jika tak ingin membayar denda senilai USD 5.000.
"Tidak ada perkembangan berarti selama mereka berpasangan tiga tahun ini. D level SEA Games saja mereka tak mampu bicara banyak, padahal semua tahu pertarungan sesungguhnya pemain bulutangkis ada di Olimpaide. Mau tidak mau mereka harus dipisah," ucap Richard. (dtk)
0 komentar:
Posting Komentar