Jambi - Aktivis lingkungan dan sosial di Jambi menyesalkan sikap pemerintah daerah yang tidak memberikan pelayanan kesehatan gratis pada warga yang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Padahal jumlah warga yang menderita ISPA akibat terpapar asap kebakaran hutan di daerah itu sangat tinggi.
Para aktivis di daerah itu juga menilai, tidak adanya pelayanan kesehatan gratis terhadap para korban bencana asap di Jambi menunjukkan bahwa jajaran pemerintah daerah setempat kurang peduli terhadap dampak bencana asap.
Demikian Koordinator Koalisi Jambi Melawan Asap (KJMA) dan Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Jambi, Pauzan Fitrah di Jambi, Selasa (6/10) terkait upaya pemerintah daerah setempat menanggulangi dampak bencana asap.
Menurut Pauzan, jajaran pemerintah di Jambi tidak banyak melakukan aksi nyata membantu masyarakat yang terpapar kabut asap. Padahal sudah tiga bulan warga Kota Jambi dan beberapa kabupaten di Jambi dilanda bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Pemerintah setempat hanya bisa membagikan masker tanpa memberikan pelayanan khusus kepada para korban bencana asap.
“Dampak asap terhadap kesehatan warga Jambi sangat parah. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sendiri telah merilis angka ISPA akibat asap mencapai 60.000 kasus.Namun tak ada pelayanan kesehatan gratis yang diberikan dinas kesehatan dan rumah sakit kepada para penderita ISPA. Tidak ada juga langkah evakuasi bagi ibu hamil dan anak-anak di Jambi padahal asap tebal melanda Jambi setiap hari sejak Agustus – Oktober ini,”katanya.
Pauzan Fitrah mengatakan, jajaran pemerintah, khususnya instansi dinas kesehatan di Jambi seharusnya lebih tanggap terhadap bahaya asap terhadap kesehatan masyarakat. Kemudian setelah mengetahui besarnya jumlah warga masyarakat yang terkena ISPA akibat bencana asap, jajaran pemerintah dan instansi terkait di Jambi memberikan perlindungan kepada warga masyarakat dari bahaya asap.
“Selama Jambi diselimuti asap tebal tiga bulan terakhir, secara kasat mata bisa kita lihat banyak balita, anak-anak bahkan orang dewasa yang mengalami flu, batuk, sesak napas dan iritasi mata akibat asap. Namun kondisi tersebut kurang mendapat perhatian serius dari instansi terkait,”tambahnya.
Seentara itu Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, Abubakar mengatakan, Pemkot Jambi telah membagikan sekitar 300.000 buah masker kepada warga masyarakat selama asap melanda kota itu tiga bulan terakhir. Sedangkan persediaan masker di kota itu masih ada sekitar 100.000 buah.
Kemudian Wali Kota Jambi, Syarif Fasha juga sudah menginstruksikan seluruh puskesmas di Kota Jambi buka 24 jam untuk melayani penderita ISPA. Namun pelayanan kesehatan terhadap penderita ISPA tidak gratis.
“Pelayanan kesehatan teradap penderita ISPA dilakukan seperti biasa. Pasien yang masuk program program badan pelayanan jaminan sosial (BPJS) mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya lagi. Sedangkan warga yang tidak berobat seperti biasa sebagai pasien umum hanya dipungut uang daftar Rp 3.000/orang. Sedangkan biaya obat tidak dipungut lagi,”katanya.
Pantauan SP di Jambi, instansi terkait yang memberikan pelayanan kesehatan gratis terkait bencana asap, yakni Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan Kebakaran Hutan dan Lahan Polda Jambi. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Dokter Kesehatan (Dokkes) Polda Jambi, Fredy Worang, pihaknya memberikan pelayanan gratis kepada warga masyarakat selama beberapa hari sejak Kamis (1/10). Pelayanan kesehatan tersebut dilakukan di pasar tradisional Angso Duo, Kota Jambi.
“Pelayanan kesehatan gratis kami lakukan setelah melihat semakin tebalnya kabut asap dan meningkatnya kasus ISPA. Pelayanan kesehatan yang kami berikan bersifat pelayanan kesehatan secara umum dan membagikan masker kepada pengunjung pasar tradisonal,”katanya.