Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake Jr, sempat mencoba duduk di kursi lontar simulator itu serta mendengarkan berbagai penjelasan dari Lockheed Martin.
Selain itu, jurnalis yang hadir juga dapat melihat dan mencoba langsung simulator berukuran kompak yang dibawa mereka.
Kehadiran simulator F-16 V ini hanya sekitar dua pekan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat untuk kunjungan resmi kepada koleganya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Dalam simulator itu, dipasang semua modul dan layar monitor yang persis sama dengan yang terdapat pada pesawat tempur itu dalam keadaan sesungguhnya. Dua head-up display utama ada di kanan dan kiri kanopi, dengan joy stick di kanan serta throttle tenaga mesin di sisi kiri.
Menurut Kepala Pilot Uji F-16 dan T-50 Lockheed Martin, Paul Bear Randall, yang bekas penerbang tempur Angkatan Laut Amerika Serikat, yang menjadi instruktur pada kesempatan itu, manajemen tempur dan kewaspadaan akan situasi pada simulator itu sama persis dengan yang ada di pesawat aslinya.
“Misalnya untuk membidik dan memilih jenis persenjataan yang akan ditembakkan, pilot tinggal mengikuti perhitungan komputer dan sistem avionika yang ada,” kata dia.
F-16 Fighting Falcon pertama kali diproduksi General Dinamics sebelum diakuisisi Lockheed Martin. Dengan rekor penjualan sekitar 4.500 unit dari berbagai tipe dan varian, F-16 Fighting Falcon menjadi pesawat tempur yang paling laris hingga saat ini.
Amerika Serikat sebagai negara asal F-16 Fighting Falcon tidak memakai F-16 V yang merupakan tipe tersebut karena telah memastikan memenuhi keperluan pesawat tempurnya dari Program Pesawat Tempur Gabungan F-35 Lighting II dan F-22 Raptor.
Kehadiran simulator F-16 V di Indonesia ini, menurut Kepala Pengembangan Bisnis F-16 Lockheed Martin, Randall Howard, dimaksudkan untuk memberi pemahaman lebih lengkap kepada jurnalis dan umum tentang berbagai hal yang terdapat pada pesawat tempur ini.
“Juga untuk mengisi keperluan Indonesia akan pengganti F-5E/F Tiger II yang akan dipensiunkan,” kata dia.
Calon pengganti F-5E/F Tiger II Nortrop Grumman dari Skuadron 14 TNI AU ada beberapa, di antaranya Sukhoi Su-35BM (Knaapo/Rusia), F-16 (Lockheed Martin/Amerika Serikat), dan JAS-39C/D Gripen (Saab/Swedia).
Kontrak pembelian calon pengganti F-5E/F Tiger II sesuai kehendak visi keperluan Kekuatan Esensial Minimum II (2019-2024) belum dilakukan walau Kementerian Pertahanan menyebut-nyebut itu adalah Sukhoi Su-35BM.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar